Sajakku, Sumpah Pemuda

Bertanah air satu, tanah air yang ada ladang batubara, lahan kelapa sawit dan minyak bumi agar aku bisa jadi makelar komisi….
Berbangsa satu, bangsa para kuli yang mendewakan asing sebagai sumber modal.
Berbahasa satu, bahasa proposal proyek dan mencari solusi menyogok kaum birokrasi.

Inilah sumpahku, sumpah dengan ketulusan hati untuk menjaga kelasku dan menjaga kekuasaan. Toh apa artinya hidup bila tak bisa menjaga kelanggengan kelas berkuasa.

Sejarah bangsaku sudah dimenangkan bapakku
dan tugas kaum muda bagiku adalah bagaimana kerja bapakku menjadi monumen hidup
dan aku diwariskan kerjanya
tanpa otak dan tanpa pengetahuan
dengan jas puluhan juta
dan senyum di pas-paskan
aku duduk di kursi Parlemen, toh bangsa ini hanya mainan bagi bapakku……

Hujan rayap di negeri Indonesia
karena Pemuda hanya berani kentut saja
takut pada penguasa
dan berebut menjilat kaum bajingan yang pegang negara….

Sebelum Engkau Memahami

Sebelum engkau memahami
Tentang keterlibatan yang dikenal sebagai kekasih
Aku ingin membawamu ke akhir baris
Memastikan pertautan yang baik
Adalah proses terakhir dari benang-benang kerinduan
Menjadi tenun kain

Aku mencintaimu, sungguh
Oh.. betapa bahagia
Jika aku menjadikanmu paham

Jiwa Yang Hilang

biarkan aku menjadi seorang pecundang
yang terus meradang, menghadang, menyerang
kan kukuak realita dunia
tentang siapa yang sebenarnya paling jahat, bejat – pengkhianat
dan siapa yang sebenarya memeluk hatiku

kan ku lepas sebuah dilema, tanda tanya ke udara
biarkan ia yang tak berpijak ke bumi dan tak menyentuh langit,
berada di sana – bukan aku

dan aku adalah arsitek
yang membangun bangunan diri ku
dan membangun keruntuhan tirani diri mu
idealisme tak lapuk dimakan waktu

kukendarai malam ku menuju seruas kegelapan
dan ku katakan sebuah wacana pada mu

“apakah kau yang menyimpan sisa materi tuk bangunan
ku?, aku kehilangan jiwa itu”

aku masih seorang pecundang, situasi yang mengatakannya
kekuasaan terlalu sulit dipercaya
namun keadilan tak pernah berakhir….

Pohon Tumbang di Taman Suropati

Jakarta, sabtu 22 september 2012

Siang ini tepat pukul 12.30 WIB berada tep

atnya di taman suropati telah terjadi tumbangnya pohon, tidak ada korban jiwa namun 5 motor dan 1 mobil terkena reruntuhan pohon, para petugas bergegas mengantisipasi agar tidak menimbulkan keramaian yang terlalu padat dan kemacetan.

Sekian informasi yang kami berikan.

TUHAN

Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini
Tapi di jalan setapak nya masing – masing
Tiap manusia berjalan sendirian
Berjalan, berlari, dan sesekali berhenti
Semua jalan setapak itu berbeda – beda
Namun menuju ke arah yang sama
Mencari seuatu hal yang sama, dengan satu tujaun yang sama
Hingga semankin dekat ketujuan, manusia semaknin menyadari
Bahawa di sepanjang jalan setapak yang sudah di lewati
Ia tak akan benar-benar pernah merasa sendirian
Manusia selalu bersama dengan apa yang ia cari
Bersama tujuan nya yaitu Tuhan

KEBENARAN

Jika kau berpikir kau kalah, kau benar kalah;
Jika kau berpikir kau gentar, kau benar gentar;
Jika kau ingin menang, tetapi berpikir kau tak bisa,
Hampir pasti kau takkan menang.

Jika kau pikir kau akan kalah, kau sudah kalah,
Karena dari dunia ini kita paham
Keberhasilan diawali dengan kemauan;
Semuanya bergantung pada pikiran.

Jika kau berpikir kau kalah kelas, kau benar kalah.
Kau harus berpikir tinggi untuk naik.
Kau harus yakin akan dirimu sendiri
Sebelum kau bisa memenangkan hadiah.

Pertempuran hidup tak selalu dimenangkan
Oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat;
Karena cepat atau lambat, dia yang berjaya
Adalah dia yang berpikir dia bisa.

Laki laki dan Peremupuan

Di jalan kebenaran pencinta tak mencari apa yang tak dilihat oleh kekasihnya
Jika cahaya Cinta menerobos kalbu kita, artinya Cinta telah bersemayam di hati si dia
Bila Cinta Tuhan menyala dalam hatimu, tentu Tuhan telah mencintaimu
Sepasang insan memadu kisah dan mengatasnamakan cinta berlebelkan “halal”
Apa yang ada dipikiran mereka tentang berhala nyata bagi manusia
Menghalalkan atas perbuatan budak berhala
Tentang subuah kata cinta
Cinta yang bukan untuk cinta
Suara tepukan tidak akan terdengar dari tangan yang bertepuk sebelah tangan
Tuhan telah menetapkan bahwa kita adalah pencinta satu dengan yang lain.
Karena ketentuan itulah setiap hal di muka bumi diberi pasangan
Di mata orang arif, Langit adalah lelaki dan Bumi adalah perempuan
Bumi menerima saja apa yang diturunkan Langit ke haribaan dan rahimnya
Jika bumi kurang panas, Langit mengirimkan panas
Jika bumi kurang segar, Langit menyegarkan bumi yang lembab
Langit berputar menurut sumbunya, bagaikan suami mencari nafkah bagi istrinya
Dan Bumi sibuk mengurus rumah: ia menunggui dan menyusui bayi yang dilahirkan
Perumpamaan Bumi dan Langit adalah seperti bakat dan kepandaian
Yang satu memerlukan yang lain untuk hidup dan maujud
Tanpa Bumi bagaimana kembang dan pepohonan berbunga?
Tanpa Bumi apakah Langit bisa menghasilkan air dan panas?
Ketika Tuhan meletakkan nafsu berahi ke dalam diri lelaki dan perempuan
Lihat, dunia telah berhasil diselamatkan oleh persatuan dari keduanya.
Begitulah Tuhan menanamkan keinginan dalam setiap bagian
Dari keberadaan demi bagian keberadaan yang lain
Siang dan Malam, dilihat dari luar saling bertentangan
Namun untuk mencapai tujuan yang satu, mereka saling membantu
Masing-masing saling mencinta untuk mencapai kesempurnaan
Mereka saling memerlukan agar kerja mereka sempurna
Tanpa Malam, hidup manusia tak akan membuahkan hasil, pun jika tanpa Siang.

Kebebasan

Aku terbang bukan untuk mencari kebebasan

Hanya karena rasa lapar aku mencari bangkai

Aku terbang bukan untuk memangsa

Hanya karena rasa lapar aku ke udara

Aku terbang bukan karena aku bersayap

Hanya karena ada dari yang ada semua ini terjadi

Berjalan seperti apa yang terlihat

Padahal dibaliknya kekuatan kuat yang penentu

Kebebasan dengan sayap yang terbentang

Bukanlah kekuatan apalagi symbol keganasan

Hanya takdir diri untuk hidup seperti ini

Meski kadang iri pada yang lain

Hanya karena ada dari yang ada semua ini terjadi

Kebebasan bukanlah keinginan sesungguhnya

Itu hanyalah ajakan yang menuntut aturan-berbelenggu,

Jeratan yang sempit dan menyiksa

Dan sang gagak tidaklah menginginkan kebebasan

Karena kebebasan bisa bermakna tak ada yang peduli

Atau tidak peduli ada yang peduli

Sudah takdir diri untuk hidup seperti ini

Tentang Semalam

Tertawa sendiri

Teringat semalam tadi

Dua orang saling kenal

Tapi tak banyak mengenal

Berusaha menyelaraskan tapi tak selaras
Apapun diobrolkan

Berusaha saling mengerti

Isi pikiran dan hati

Bercerita kesana kemari

Sebuah rasa hati gelisah tanpa tujuan

Entah apa yang tersirat

Entah pula yang tersurat

Dalam pikiran tak mau tersakiti

Bermodalkan dengan rasa ketakutan

 

Menyelami semua yang ada

Menggunakan hati dan pikiran

Perbedaan semakin menjauh tanpa arah

hanya rasa iba dan tak tau apa yang harus ku perbuat

 

Ini kisah malam itu

Tentang arti kehilangan dan ketakutan

Tapi hanya sebuah tanggung jawab

Untuk saat ini di perlukan

 

Pemikiran dan rasa ideologi

Bukan doktrinasi pemkasaan

Dari hati ke hati

Itu akan lebih indah

 

Tersenyum ku dalam diam

Merangkai kembali adegan semalam..

Pikirkan

Diam mungkin lebih baik
Ciptakan damai di kota cinta
Bisu sebatas mampu
Berharap matikan hentak lara
Tanpa tutur sepatah pun
Semoga isyarat hati terbaca

Kemurkahanmu karena salah menafsir
Sifat arogan terpampang jelas dimata mu
Mencetus tanpa pikir sejenak
Gelegarkan rasa yang hampir utuh
Matikan keberanian hingga lena

Diam, membisu, tanpa tutur bagiku lebih baik
Realisisamu mungkin pecundang kesiangan
Karena golakan tak pernah kuimpi bersamamu
Sebab kemencintaimu dg kebeningan
Gejolak itu ego bukan cinta